Monday, October 21, 2013

[BAHASA INDONESIA] Tugas 2

Posted by asdfg at 9:14 PM 0 comments
SAATNYA NEGARA MEMIHAK

        Berbagai kasus konflik agama, terakhir kasus Sampang, memperlihatkan betapa kompleks penanganan kehidupan umat beragama di Tanah Air.

        Dalam konteks penegakan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan sipil, gejala tersebut menjadi tantangan paling nyata bagi kehidupan beragama di negeri ini. Jika persoalan ini dibiarkan tanpa solusi yang tuntas-menyeluruh, tak ada jaminan bahwa persoalan yang sama tak akan terulang di kemudian hari.

        Kasus Sampang sepertinya tidak perlu terjadi seandainya negara mampu memfungsikan dirinya secara maksimal sebagai agen pengurai persoalan. Terpenting lagi, negara harus mampu menjauhkan diri dari bias-bias politik elektoral. Yang dimaksud dengan bias politik elektoral di sini adalah masuknya faktor kepentingan politik akibat kalkulasi untung-rugi di tingkat akar rumput. Tidak dapat dimungkiri, bias-bias kepentingan dapat mengintervensi, bahkan menghegemoni agen-agen negara sehingga produk kebijakannya tidak adil bagi masyarakat kebanyakan.

       Untuk mencegah semakin memburuknya situasi di daerah konflik, sudah saatnya negara meninggalkan strategi politik elektoral untuk kemudian mengambil tindakan pemihakan aktif atas supremasi hukum dan konstitusi. Kata memihak jelas berbeda dengan berpihak. Jika kata berpihak hanya mengimplikasikan keberpihakan pasif, di dalam memihak terdapat tindakan aktif untuk menegakkan supremasi hukum dan konstitusi. Artinya, negara harus "pasang badan" demi ketegakan supremasi hukum dan konstitusi.





Sumber : Kompas, 13 Juli 2013.

[BAHASA INDONESIA] Tugas 1

Posted by asdfg at 8:17 PM 0 comments

1. Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi bahasa atau tuntutan pemakaian yang berbeda-beda menurut tempat, topik, penutur, sarana/ medium pembicaraan, dan sebagainya. Adanya ragam bahasa Indonesia disebabkan oleh perkembangan masyarakat (konteks sosial).
Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia
          1. Variasi Bahasa dari Segi Penutur
          2. Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian
          3. Variasi Bahasa dari Segi Keformalan
          4. Variasi Bahasa dari Segi Sarana
                

Ragam bahasa ini lazim dibagi atas ragam lisan dan ragam tulisan. Ada dua hal yang perlu               diperhatikan sehubungan dengan perbedaan ragam lisan dan tulisan, antara lain:
• Berhubungan dengan suasana peristiwanya. Kalimat dalam ragam tulisan harus lebih cermat, fungsi-fungsi       gramatikal harus nyata.
• Berkaitan dengan beberapa upaya yang digunakan dalam ujaran, misalnya tinggi rendah dan panjang                 pendeknya suara serta irama kalimat yang sulit dilambangkan denngan ejaan dan tata tulis yang kita miliki.

2. Ejaan

             Ejaan merupakan keseluruhan aturan atau tata cara tuntuk menulis suatu bahasa baik   yang menyangkut lambang bunyi, penulisan kata, penulisan kalimat, maupun penggunaan tanda   baca. Ejaan bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang ini adalah menganut sistem tulisan fonemis. Yang dimaksud dengan sistem tulisan fonemis adalah bentuk suatu ejaan yang menginginkan serta berusaha untuk melambangkan sebuah fonem itu hanya dengan satu huruf saja. Namun demikian dalam kenyataan masih kita dapatkan satu huruf untuk melambangkan dengan dua huruf.

3. Diksi

[BAHASA INDONESIA] Tugas 3 (Tugas Kelompok)

Posted by asdfg at 7:49 PM 0 comments
Kutipan
Kutipan adalah salinan kalimat,paragraph,atau paendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam buku,jurnal,baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya.mengutip itu berbeda dengan plagiat.plagiat adalah mengambul karangan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat sendiri.         
Jenis-jenis Kutipan
A. Kutipan langsung (Direct Quotation)
B. Kutipan tidak langsung (Indirect Quotation atau paraphrase)
Fungsi Kutipan
1.      Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
2.      Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3.      Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4.      Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5.      Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6.      Meningkatkan estetika penulisan.
7.      Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.
Contoh Kutipan
Demikian pula dalam sebuah dewan perwakilan dimana suatu mayoritas orang harus disogok, tidak ada seorang anggota dewan pun yang memiliki banyak kekuatan tawar-menawar (Rasmusen dan Ramseyer 1994).
Catatan Kaki
Catatan kaki atau yang juga dikenal dengan istilah footnote adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Secara lengkap, Catatan kaki  adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan (dua puluh karakter).
TUJUAN CATATAN KAKI
A.    Menyusun Pembuktian
B.     Menyatakan Hutang Budi
C.     Menyatakan Keterangan Tambahan
FUNGSI CATATAN KAKI
A.    Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (catatan kaki sumber atau reference footnote).
B.     Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan.
C.     Sebagai keterangan mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam karangan ilmiah di halaman tersebut.
D.    Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi atau content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan katakata: Lihat …, Bandingkan …, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam …, dan sebagainya. Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.
Contoh Catatan Kaki
Minat Viktor Frankl terhadap masalah kejiwaan terlihat sejak ia muda sekali. Ia menceritakan bahwa saat berusia 4 tahun sering bertanya-tanya apa artinya kehidupan kalau ia sudah mati? Pikiran itu terus-menerus muncul seakan-akan memaksanya untuk mencari jawaban tuntas.1
1. Lihat “A Brief History of Logotherapy” tulisan Stephen Kalmar sebagai pengantar dari “Analecta frankliana”, kumpulan makalah pada world congress of logotherapy I tahun 1980 yang diterbitkan oleh Institute of Logotherapy, Barceley, California, 1982.
Bibliografi (Daftar Pustaka)

Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata  Biblion yang berarti buku dan Graphein:  yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku. Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupadaftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.

Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya

A.    Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
B.  Judul Buku, termasuk judul  tambahannya.
C.  Data Publikasi: penerbit,tempat terbit, tahun  terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
D. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,atau surat kabar, tanggal dan tahun.

Penyusunan Bibliografi 

A.    Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
B.     Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutanabjad.
C.     Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensikedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengangaris sepanjang 5 atau 7 ketikan.
D.    Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
E.     Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.

Contoh Daftar Pustaka

Aristotle, The Politics, translated by T.A.Sinclair, Harmonds-Worth, Penguin Books, 1974.

PH. FOOT, Virtues and Vices, Oxford, Basil Blackwell, 1978.


F. Magnis Susanto, Etika Dasar, Yogyakarta, Kanisius, 1987.
 

My Second Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review