- Pendahuluan
Hidup bermasyarakat adalah hidup
dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara
individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup
bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan
lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut
untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untu menerima. Ikatan berupa
norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya
menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel
ketentuan yang telah disepakati itu.
Rasa solider,
toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Paa
diri setiap anggota terkandugn makna adanya saling ikut merasakan dan saling
bertanggungjawab paa setiap sikap tindak baik megnarah kepada yang hang positif
maupun negative. Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota
lainnya. Tetapi disamping adanya suatu harmonisasi, disisi lain keadaan akan
menjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan
keadaan organisasi tetapi disorganisasi.
Sering kita temui
keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh
adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati
perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan.
Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari,
karena sebagus-bagus nya gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya
keadaan masyarakat dan Negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang
keaaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan.. Sudah tentu
sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan
sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan.
Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu,
misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideology tertentu
termasuk antara mayoritas dan minoritas.
- Perbedaan Kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu
bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya.
Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu
sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan
merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan
akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara
atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan
kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh
karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama
persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka
dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
- kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
- kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
- kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
- kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
- kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
- kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
- kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
- kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan-kenyataan
seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan
idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau
konflik. Permasalahan utama dalam tinjauan konflik ini adalah adanya
jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan
hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda
antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi dengan
berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
( Sumber : Blogger )
- Diskriminasi dan Ethosentris
Diskriminasi
merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu,
di mana layanan ini dibuat berdasarkan kumpulan yang diwakili oleh
individu berkenaan. Diskriminasi merupakan suatu amalan yang biasa
dijumpai dalam masyarakat manusia. Ia berpuncak daripada kecenderungan
manusia untuk membeda-bedakan manusia.
Diskrimasi
boleh berlaku dalam berbagai konteks. Ia boleh dilakukan oleh orang
perseorangan, institusi, firma, malah oleh kerajaan. Terdapat berbagai
perlakuan yang boleh dianggap sebagai diskriminasi, perlakuan
diskrimasi yang ketara adalah seperti berikut:
- Seorang peniaga enggan berurusan dengan seorang pelanggan berdasarkan kumpulan yang diwakillinya.
- Seorang majikan memberi gaji yang tidak setimpal dengan sumbangannya kepada pekerja berdasarkan kumpulan yang diwakilinya.
- Sebuah institusi pendidikan enggan menerima seorang pelajar, walaupun dia mempunyai kelayakan dan masih mempunyai kekosongan dalam institusi berkenaan, disebabkan individu berkenaan mewakili kumpulan tertentu.
Diskriminasi
dianggap sebagai sesuatu yang tidak adil berdasarkan prinsip "setiap
manusia harus diberi hak dan peluang yang sama"(Bahasa Inggeris: Equal
Opportunity)
Etnosentrisme atau sukuisme
adalah sikap berlebihan yang menganggap hanya etnis kelompok tertentu
saja yang baik, benar dan unggul. Adapun kelompok lainnya tidak.
Dampak yang dihasilkannya bisa sangat fatal akibatnya. Bayangkan saja
jika generalisasi kasar dilakukan terhadap etnis tertentu yang
dianggap negatif sebagai; kasar, kotor, bermental buruk, atau bahkan
musuh, maka tidak jarang akan berujung pada konflik komunal.
Sejarah
menunjukkan, pemaknaan secara negatif atas keragaman telah melahirkan
penderitaan panjang umat manusia. Pada saat ini, paling tidak telah
terjadi 35 pertikaian besar antar etnis di dunia. Lebih dari 38 juta
jiwa terusir dari tempat yang mereka diami, paling sedikit 7 juta
orang terbunuh dalam konflik etnis berdarah. Pertikaian seperti ini
terjadi dari Barat sampai Timur, dari Utara hingga Selatan. Dunia
menyaksikan darah mengalir dari Yugoslavia, Cekoslakia, Zaire hingga
Rwanda, dari bekas Uni Soviet sampai Sudan, dari Srilangka, India
hingga Indonesia. Konflik panjang tersebut melibatkan sentimen etnis,
ras, golongan dan juga agama.
Etnosentrisme
atau sukuisme ternyata begitu kental dalam pergaulan sehari-hari.
Pandangan tentang keunggulan etnis tertentu atas lainnya sudah menjadi
rahasia publik. Disebut rahasia, sebab pengakuan keunggulan tersebut
diakui secara umum oleh masing-masing kelompok (etnis, suku, bahkan
agama), meskipun secara sembunyi-sembunyi.
( Sumber : Blogger )
- Pertentangan dan Ketegangan dalam Masyarakat
- Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat didalam konflik
- Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
- Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
- Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
- Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
- Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
3. Mjority Rule
artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi. 4. Minority
Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok
minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan
untuk melakukan kegiatan bersama 5. Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah 6. Integration;
artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,
dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu
keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
( Sumber : Blogger )
( Sumber : Blogger )
- Golongan - Golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
1. Suku bangsa dan kebudayaannya
2. Agama.
3. Bahasa,
4. Nasion Indonesia
Integrasi
Masalah besar yang di hadapi indonesia adalah sulitnya itegrasi antara 1
dengan yang lainnya. Masyarakat-masyarakat yang ada di indonesia mereka tetap
hidup berdampingan pada kemajemukannya, berikut adalah beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
1. Klaim/Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang di anggap sebagai miliknya
2. Isu asli tidak asli berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara indonesia asli dengan keturunan lain
3. Agama, sentimen agama dapat di gerakkan untuk mempertajam kesukuan.
4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang golongan tertentuk.
Dalam hal ini masyarakat indonesia seringkali terhambat integrasinya karena variabel variabel yang di sebutkan di atas. masyarakat indonesia pada umumnya masih sulit untuk menerima sesuatu yang baru ataupun yang berbeda dengan yang biasa ia temukan. misalnya saja antar agama masih sering terjadi permusuhan/ sering terjadi perang agama di desa-desa yang berada di pulau jawa. hal tersebut menunjukkan bahwa betapa sulitnya bagi mereka untuk berintegrasi tanpa menyangkut pautkan variabel-variabel yang ada di atas tadi.
( Sumber : Blogger )
- Integrasi Nasional
Proses integrasi disebabkan adanya, kebersamaan sejarah, ada ancaman dari luar yang dapat mengganggu keutuhan NKRI, adanya kesepakatan pemimpin, homogenitas social budaya serta agama ,dan adanya saling ketergantungan dalam bidang politik dan ekonomi.
Integrasi mempunyai dua dimensi, antara lain: integrasi horizontal dan integrasi vertikal. Dimensi vertical dalam integrasi nasional bertujuan mengintegrasikan persepsi dan prilaku elite dan masa dengan cara menghilangkan, mengurangi perbedaan kesenjangan antara kelompok yang berpengaruh dengan yang dipengaruhi. Sedangkan dimensi horizontal mengintegrasikan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, dengan cara menjembatani perbedaan – perbedaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor teritorial/kultur dengan mengurangi kesenjangan yang ditimbulkan oleh factor-faktor tersebut.
( Sumber : Wordpress )
0 comments:
Post a Comment